KATA PENGANTAR
Puji syukur
kita panjatkan kehadiran ALLAH SWT, atas berkat dan rahmat-Nyalah sehingga
makalah ini dapat selesai sesuai dengan waktu yg di rencanakan.
Makalah ini di
susun untuk memenuhi tugas kelompok mata pelajaran PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI di SMK
Kesehatan Terpadu Mega Rezky Makassar.Dalam membuat makalah ini, penulis
mengalami beberapa kendala. Namun akhirnya dapat juga selesai tepat pada
waktunya.
Ucapan terima
kasih sebesar-besarnya penulis ucapkan kepada :
1.
Arwini Eka Risti AM,AK dan
Evi Ariyani AM,AK selaku guru bidang
studi mata pelajaran PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
2.
Ayahanda & ibunda
tercinta yang senantiasa menyayangi dan memberikan dorong moril maupun materil
kepada penulis.
3.
Teman-teman kelas yang
mendukung penulis
Akhirnya semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu
saran & kritikan yg sifatnya membangun sangat penulis harapkan demi
penyempurnaan makalah ini.
Makassar, mei 20012
penyusun
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR……….……………………..……………………………………………….i
LEMBAR PENGESAHAN…………..……………………………………………………………..ii
DAFTAR
ISI……………………………………………………………………….....…………….iii
PENDAHULUAN………………………………………………………………………………… 1
BAB
I PEMBUATAN MEDIA SSA...................................................................................... 3
BAB II PEWARNAAN
GRAM………………...…………………………………………………..7
BAB III
PEMBUATAN MEDIA TSIA…………………………………………………………….9
BAB IV
PEMBUATAN MEDIA GULA-GULA…………………………………………………13
BAB V
PENANAMAN SAMPEL…………………..…………………………………………….16
LAPORAN MIKROBIOLOGI

OLEH
:
KELOMPOK
2 & 4
ADE SAFITRI
|
WIDYA ARSTA NINGSI
|
YOSITA DESI ANGRAINI
|
HASNINDAR
|
AINUN
FITRIAH
|
ULFA
DWI NINGSI
|
NUR JANNAH
|
RAHANA
|
THERESIA
|
ISNAWATI
|
HARTATI
M.
|
ARSI
CAHYANI
|
HIJRAWATI
|
YULIA SAID
|
IRNAWATI
|
A.NURNANINGSI
|
ANDRI
ANI
|
ASMAUL
HUSNA
|
ALFIKA WIDYARDANI
|
RAGIL SARASWATI
|
|
|
|
|
|
|
|
SMK
KESEHATAN TERPADU MEGA REZKY MAKASSAR
2011/2012
PENDAHULUAN :
Salah
satu penyakit yang cukup menimbulkan masalah serius di Indonesia adalah
penyakit tifoid yang merupakan penyakit infeksi yang juga menjadi masalah
serius di dunia. Di Indonesia penyakit ini adalah suatu penyakit endemis dengan
angka kejadian termasuk yang tertinggi ,yaitu antara 358-810/100.00
penduduk/tahun. Penyakit ini disebabkan oleh Salmonella typhi danSalmonella
paratyphi.
Angka
kematian demam tifoid di beberapa daerah adalah 2-5% pasien menjadi karier asimtomatik,
sehingga merupakan sumber infeksi baru bagi masyarakat sekitarnya. Kecenderungan
meningkatnya angka kejadian demam tifoid di Indonesia terjadi karena banyak
faktor, antara lain urbanisasi, sanitasi yang buruk, karier yang tidak
terdeteksi, dan keterlambatan diagnosis. Keterlambatan dalam menegakkan
diagnosis penyakit demam tifoid antara lain disebabkan oleh masa tunas penyakit
yang dapat berlangsung 10-14 hari (bahkan dapat lebih panjang sampai 30 hari) .
JUDUL PRAKTIKUM :
·
Indentifikasi
Bakteri Salmonellla
TEMPAT DAN WAKTU PRAKTIKUM :
·
Praktikum
dilaksanakan di laboratorium smk kesehatan terpadu mega rezky makassar
·
Waktu
praktikum dimulai dari tangal 24 – 27 april 2012
TUJUAN PRAKTIKUM :
·
Praktikum
ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pencemaran Salmonella spp. pada ikan dan
talenan ikan yang dijual di pasar tradisional (pasar toddopuli)
·
Untuk
Mengetahui Cara Pembuatan Media SSA, TSIA, Dan Media Gula-Gula
·
Untuk
Mengetahui Bakteri Apa Yang Tumbuh Pada Media
BAB I
Pembuatan Media Salmonella Shigella
Agar (S S A)
A. Dasar Teori :
1. Kegunaan
Media S S A adalah untuk menumbuhkan Salmonella dan shigella, karena media ini
termasuk media selektif merupakan media yang kompleks yang sangat selektif
terhadap kuman-kuman tertentu.
2. Komposisi
Media :
·
Lab-Lemco
powder 5,0 gr, Sebagai sumber vitamin B
·
Peptone 5,0
gr, Sebagai sumber nutrisi yang diperlukan untuk pertumbuhan mikroba
·
Laktose 10,0
gr, Sebagai sumber energy dan sebagai bahan karbohidrat
·
Bile
Salt 8,5 gr, Sebagai penghambat tumbuhnya bakteri gram positif
·
Sodium
Citrate 10,0 gr, Sebagai sumber nutrisi lain bagi mikroorganisme,
·
Sodium
thiosulphate 8,5 gr, Sebagai sumber nutrisi bagi mikroorganisme
·
Ferric
citrate 1,0 gr, Sebagai bahan buffer dan aseptor electron
·
Briliant
green 0,00033 gr, Sebagai inhibitor atau penghambat tumbuhnya
mikroorganisme lain
·
Neutral
red 0,025 gr, Sebagai indicator untuk mengetahui terbentuk tidaknya asam
karena pemecahan karbohidrat
·
Bacto
Agar 13,5 gr, Sebagai bahan pemadat media
B. Persiapan Alat dan Bahan
1. Alat
:
v
|
v Waterbath
v Cawan Petri
v Pipet tetes
v Erlenmeyer
2. Bahan
:
v Darah pada talenan ikan (sampel)
v Agar
v Aquadest
v KOH 40 %
v Kapas
C. Cara Kerja :
1.
Siapkan
alat dan bahan ( Semua harus steril )
2.
Cara
penimbangan
Penimbangan SSA dilakukan sesuai dengan kebutuhan/volume
yang akan dibuat berpedoman kepada cara
pembuatan yang tertera pada botol reagent
Pada
botol reagent tertera 60 gram dalam 1 liter oleh karena pada saat itu volume
yang dibuat adalah 500 ml, maka ditimbang 30 gram dan ditambah 5 gram agar
serbuk yang jatuh atau tertinggal tidak mempengeruhi pembuatan media dan
dilarutkan ke dalam 500 ml aquadest. untuk mempermudah pengukuran aquadest,
maka digunakan gelas ukur agar volume benar-benar sesuai dengan 500 ml.
3.
Mengatur
pH aquadest
Untuk menghindari kesalahan pembuatan media khususnya S S A,
salah satunya harus memperhatikan pH aquadest yang digunakan. pH aquadest yang
di atur pH nya sesuai dengan volume yang akan kita gunakan.
pH
aquadest untuk media SSA yaitu 7,0±0,2, jika pH masih dibawah ketentuan atau
cenderung ke asam (<5), maka harus ditambahkan KOH 40% tetes demi tetes hingga mencapai pH yang
digunakan. Dan jika diatas ketentuan atau cenderung ke basa,(>7), maka harus
ditambahkan HCL tetes demi tetes hingga mencapai pH yang digunakan.
4.
Cara
melarutkan S S A
Bahan yang telah ditimbang dimasukkan ke dalam Erlenmeyer 500
ml, sisa bahan yang menempel pada cawan yang digunakan menimbang dibilas dengan
aquadest sebanyak 3 kali, kemudian tambahkan aquadest dengan pH yang telah di
atur sebelumnya sampai pada garis tanda 500 ml lalu di aduk
Karena
tidak semua langsung larut maka untuk melarutkannya digunakan waterbath. Waktu
pelarutan tidak ditentukan, namun sesekali harus dicek hingga tidak ada lagi
butiran zat pada dinding tabung atau larutan.
SSA
tidak disterilkan dalam autoclave karena ada zat zat yang akan rusak yakni
sodium sitrate dan sodium thiosulphate.
5.
Menuang
ke dalam plat
Tuang ke dalam plat (petridish) yang telah di sterilkan,
caranya buka tutup petridish seminim mungkin untuk menghindari atau
meminimalisasi terjadinya kontaminan lalu tuang larutan hingga menutupi
permukaan petridish, tapi jangan terlalu tipis maupun terlalu tebal
Setelah
penuangan selesai biarkan media tersebut sampai dingin dan padat. Setelah itu
media tersebut dibungkus dan disimpan dalam lemari es.
D. Pembahasan
·
Sebelum
menggunakan aquadest terlebih dahulu di ukur pH nya sesuai dengan label yang
tertera pada botol bahan yang akan digunakan
·
Pada
saat pembuatan media ini pH aquadest dalam keadaan asam maka ditambahkan tetes
demi tetes KOH 40%, karena pada saat itu yang ada hanya KOH 40%
·
Media
S S A tidak disterilkan dalam autoclave karena ada zat-zat yang akan rusak
yakni sodium citrate dan sodium thiosulphate.
·
Pada
saat melarutkan di dalam waterbath mulut Erlenmeyer harus ditutup dengan kapas
untuk mengurangi terjadinya penguapan.
·
Setelah
medianya padat disusun dalam keadaan terbalik supaya uap air yang terdapat pada
penutup plat diturun kembali ke permukaan media.
![]() |
Media S S A yang telah memadat
BAB II
PEWARNAAN GRAM
A.
Dasar
teori
Pewarnaan
Gram adalah pewarnaan diferensial yang sangat berguna dan paling banyak
digunakan dalam laboratorium mikrobiologi, karena merupakan tahapan penting
dalam langkah awal identifikasi. Pewarnaan ini didasarkan pada tebal atau
tipisnya lapisan peptidoglikan di dinding sel dan banyak sedikitnya lapisan
lemak pada membran sel bakteri. Jenis bakteri berdasarkan pewarnaan gram dibagi
menjadi dua yaitu gram positif dan gram negatif. Bakteri gram positif memiliki
dinding sel yang tebal dan membran sel selapis. Sedangkan baktri gram negatif
mempunyai dinding sel tipis yang berada di antara dua lapis membran sel
B.
Prinsip
·
Bakteri akan
menyerap zat warna tertentu yaitu Kristal violet.Dengan penguatan lugol, bakteri
Gram positif akan tetap mengikat warna ungu meskipunada penambahan dan
fuchsin/safranin sedangkan bakteri Gram negatif akan melepaskanwarna ungu
dengan adanya penambahan alkohol dan akan mengikat safranin atau fuchsinmenjadi
warna merah
C.
Tujuan
·
Melihat bentuk
(morfologi ) bakteri
·
Melihat
reaksi/sifat pewarnaan Gram dari bakteri
·
Mengamati
dan membedakan struktur yang terdapat dalam sel bakteri dan juga untuk
membedakan kelompok bakteri berdasarkan reaksinya terhadap warna yang sekaligus
menunjukkan sifat bakteri tersebut.
D.
Alat
dan behan
·
|
· Ose
· Lampu spritus
· Objek
gelas
· Gegep/penjepit
· Pipet tetes
· Rak pengecatan
E.
Cara
kerja
1. Siapkan
alat dan bahan
2. Lewatkan
objek glass diatas lampu spiritus
3. Ambil
inokolum bakteri kemudian ratakan pada objek glass
4. Kemudian
fiksasi objek glass diatas lampu spiritus, biarkan dingin
5. Letakkan
objek glass pada rak pegecatan
6. Tetesi
objek glass dengan karbol gention violet, diamkan selama 1-3 menit
7. Setelah
itu bilas dengan air mengalir, kemudian tetesi dengan lugol, diamkan selama 1
menit
8. Buang sisa
lugol, dan tetesi dengan etanhol 70 % sampai warnanya luntur.
9. Buang sisa
etanol, kemudian tetesi dengan carbol fuchsin , diamkan selama 3 menit
10. Setelah
itu bilas kemudian keringkan dengan posisi vertical.
BAB III
MEDIA TRIPLE SUGAR IRON AGAR (T S I A)
A.
Dasar
Teori :
1) Kegunaan Media T S I A adalah
sebagai differensial medium, dimana pertumbuhan bakteri memberikan koloni yang
spesifik untuk masing-masing spesies yang didasarkan pada perubahan-perubahan
secara kimiawi
2) Komposisi Media :
·
Lab-Lemco
powder 3,0 gr, Sebagai sumber vitamin B bagi mikroorganisme
·
Yeast
extract 3,0 gr, Sebagai sumber nitrogen
·
Peptone 20,0
gr, Sebagai sumber energy / nutrisi bagi mikroorganisme
·
Sodium
Chloride 5,0 gr, Sebagai pengatur keseimbangan tekanan osmosis/bahan
buffer media
·
Lactose 10,0
gr, Sebagai sumber karbohidrat yang akan di fermentasikan oleh bakteri
·
Sucrose 10,0
gr, Sebagai sumber karbohidrat yang akan di fermentasikan oleh bakteri
·
Glucose 10,0
gr, Sebagai sumber karbohidrat yang akan di fermentasikan oleh bakteri
·
Ferri
Citrace 0,3 gr, Sebagai acceptor electron yang dapat memperlihatkan
pembentukan H2S oleh bakteri dan juga sebagai bahan buffer
·
Sodium
thiosulphate 0,3 gr, Sebagai sumber mineral dan energy bagi mikroorganisme
·
Phenol
red 0,5 gr, Sebagai indicator
·
Agar,
Sebagai bahan pemadat media dan tempat tumbuhnya mikroorganisme
B. Alat dan Bahan
1. Alat
:
·
|
·
Waterbath
·
Autoclave
·
Cawan
Petri
·
Pipet
tetes
·
Erlenmeyer
2. Bahan
:
·
Powder
T S I A
·
KOH
40 %
·
Aquadest
·
Kapas
C. Cara Kerja :
1)
Siapkan
alat dan bahan ( Semua harus steril )
2)
Cara
penimbangan
Penimbangan
reagent dilakukan sesuai dengan kebutuhan/volume yang akan dibuat berpedoman
kepada cara pembuatan yang tertera pada botol reagent.
Pada botol
reagent tertera 65 gram dalam 1 liter, sementara yang akan di buat 250 ml,
sehingga bahan yang ditimbang sebanyak 16,25 ditambah 3,75 agar mencukupi 20
gram. Hal ini dilakukan agar pada saat proses pembuatan selanjutnya jika ada
serbuk yang jatuh atau tertinggal tidak mempengeruhi pembuatan media.
3)
Mengatur
pH aquadest
Untuk
menghindari kesalahan pembuatan media khususnya media T S I A, salah satunya
harus memperhatikan pH aquadest yang digunakan. pH aquadest yang di atur pH nya
sesuai dengan volume yang akan kita gunakan.
pH
aquadest untuk media SSA yaitu 7,4±0,2, jika pH masih dibawah ketentuan atau
cenderung ke asam (<5), maka harus ditambahkan KOH 40% tetes demi tetes hingga mencapai pH yang
digunakan. Dan jika diatas ketentuan atau cenderung ke basa,(>7), maka harus
ditambahkan HCL tetes demi tetes hingga mencapai pH yang digunakan.
4)
Cara
melarutkan T S I A
Bahan
yang telah ditimbang dimasukkan ke dalam Erlenmeyer, sisa bahan yang menempel
pada cawan yang digunakan menimbang dibilas dengan aquadest sebanyak 3 kali,
kemudian tambahkan aquadest dengan pH yang telah di atur sebelumnya sampai pada
garis tanda 50 ml lalu di aduk.
Karena
tidak semua langsung larut maka untuk melarutkannya digunakan waterbath. Waktu
pelarutan tidak ditentukan, namun sesekali harus dicek hingga tidak ada lagi
butiran zat pada dinding tabung atau larutan.
5)
Menuang
ke dalam tabung
Setelah
larut sempurna, larutan dituang ke dalam tabung yang telah disiapkan lebih
dahulu. Kemudian larutan dipipet kedalam tabung sebanyak 2 ml larutan.
6)
Mensterilkan
media
Tabung-tabung
yang telah terisi dengan larutan ditutup dengan kapas kemudian disterilkan ke
dalam autoclave selama 15 menit setelah mencapai 121°C
7)
Menyimpan
media
Setelah
proses sterilisasi selesai, media didinginkan dengan posisi miring, setelah
padat atau membeku lalu disimpan dilemari es.
D.
Pembahasan
Setelah
media ini disterilisasi usahakan tabung berposisi miring agar pertumbuhan
bakteri memberikan koloni yang spesifik.
![]() |
Media T S I A yang telah memadat
BAB IV
Media GULA – GULA
A. Dasar Teori :
1.
Kegunaan media gula-gula.
Media gula-gula
digunakan dalam tes biokimia khususnya untuk melihat fermebtasi oleh kuman.
2.
Kompoisi media :
·
Air Peptone :
Bacteriogical
peptone 6 gr
Kegunaan :
sebagai sumber nutrisi dan energi bagi mikroorganisme.
NaCl 3 gr
Kegunaan :
sebagai sumber mineral.
Aquades 600
ml
Kegunaan : sebagai
bahan pelarut.
·
Gula-gula “Glukosa”,”Maltosa”,”Sukrosa” masing-masing 1
gr
Kegunaan :
untuk melihat kemampuan bakteri menfermentasikan karbohidrat.
B. Alat dan Bahan :
|
·
Neraca - Pipet tetes
·
Sendok tanduk - Pipet ukur
·
Erlenmeyer
·
Waterbath
·
Tabung + rak
·
Autoclave
2. Bahan :
·
Kaldu
( pengganti pepton)
·
KOH
40 %
·
Aquades
·
Powder glukosa
·
powder
sukrosa
·
Powder
maltosa
B.
Cara Kerja :
1. Siapkan alat dan bahan (semua harus steril)
2. Mengatur pH aquadest
Untuk
menghindari kesalahan pembuatan media khususnya media T S I A, salah satunya
harus memperhatikan pH aquadest yang digunakan. pH aquadest yang di atur pH nya
sesuai dengan volume yang akan kita gunakan.
pH
aquadest untuk media Gula-gula yaitu 7,0, jika pH masih dibawah ketentuan atau
cenderung ke asam (<7), maka harus ditambahkan KOH 40% tetes demi tetes hingga mencapai pH yang
digunakan. Dan jika diatas ketentuan atau cenderung ke basa,(>7), maka harus
ditambahkan HCL tetes demi tetes hingga mencapai pH yang digunakan.
3. Membuat air
peptone.
Air peptone dibuat dengan melarutkan 3 gr kaldu dalam 300 ml aquades
menggunakan gelas kimia. Setelah itu air peptone yang telah dibuat dituang ke
dalam 3 Erlenmeyer yaitu glukosa, sukrosa, dan maltosa masing-masing
100 ml. Kemudian panaskan
Erlenmeyer ke
dalam waterbath agar larutan dapat larut sempurna. Setelah larut, angkat dari lampu spiritus kemudian
saring ke erlenmeyer...
4. Menuang larutan
ke dalam tabung.
Sebelum menuang, tabung-tabung harus lebih dahulu
disiapkan dan diisi tabung durham. Tiap tabung diisi 3 ml. tabung yang dipakai
sebanyak 10 buah. Sebelum tabung-tabung ditutup dengan kapas, durhamnya
dipastikan telah terisi oleh larutan gula-gula atau tidak ada lagi udara di
dalam durham.
5. Mensterilkan
gula-gula
Proses strilisasi dilakukan di dalam autoclave selama 15
menit setelah mencapai suhu 121°C.
6. Menyimpan media
Media yang telah steril didinginkan dan
selanjutnya disimpan di dalam lemari es sampai siap digunakan.
BAB
V
PENANAMAN
SAMPEL
(Darah pada talenan ikan)
A.
Penanaman
Pada Media S S A
alat
dan bahan :
·
Swap steril
·
Lampu spiritus
·
Media
S S A
·
Sampel (Darah pada talenan ikan)
·
HCL
Cara
kerja :
1.
Siapkan sampel (darah ikan)
tambahkan HCL agar sampel tidak memadat
2.
Ambil media yang sudah memadat dari
lemari es
3.
Dengan menggunakan suap steril,
ambil sampel, dengan posisi lampu spiritus berada diantara sampel dan analis.
4.
Buka seminim mungkin tutup cawan
petri kemudian goreskan suap pada bagian ujung lempeng agar, dan tarik dangan
membentuk garis zik-zak
5.
Setelah itu, tutup cawan petri lau
bungkus
6.
Masukkan ke oven, set suhu dan
waktu (suhu 37ᵒ C selama 24 jam)
B.
Penanaman
Pada Media T S I A
Alat
dan Bahan :
·
inokulating
·
Lampu Spiritus
·
Rak Tabung
·
Media T S I A
·
Sampel (Koloni Media S S A)
Cara Kerja :
1.
Siapkan alat dan bahan
2.
Dengan menggunakan inoculating yang
sudah dipanaskan diatas lampu spiritus, ambil sampel, dengan posisi lampu
spiritus berada diantara sampel dan analis.
3.
Buka kapas penutup tabung media
TSIA, kemudian panaskan bibir tabung
4.
Tusuk media sampai dasar tabung,
kemudian angkat dan bentuk garis zig-zag pada lereng agar.
5.
Bakar bibir tabung dan tutup
kembali dengan menggunakan kapas.
6.
Letakkan pada rak tabung
7.
Masukkan kedalam oven kemudaian set
suhu dan waktu (37ᵒ C selama 24 jam).
C.
Penanaman
Media Pada Media Gula-gula (Sukrosa,Glukosa,Maltosa)
1. Siapkan
alat dan bahan
2. Dengan
menggunakan inoculating yang sudah dipanaskan diatas lampu spiritus, ambil
sampel, dengan posisi lampu spiritus berada diantara sampel dan analis.
3. Buka
kapas penutup tabung media gula-gula (sukrosa, glukosa,maltose), kemudian
panaskan bibir tabung.
4. Masukkan
inoculating kedalam tabung media gula-gula kemudian angkat,
5. Bakar
bibir tabung dan tutup kembali dengan menggunakan kapas
6. Letakkan
pada rak tabung
7. Masukkan
kealam oven kemudian set suhu dan waktu (37ᵒ C selama 24 jam).
Pelaporan Hasil
:
S
S A
|
·
koloni putih cembung
·
ransparant
|
T
S I A
|
·
alkali acid
·
H2S (+/-)
·
GAS (+/-)
|
GULA
– GULA
|
·
GLUKOSA (+/-)
·
SUKROSA (+/-)
·
LAKTOSA (+/-)
·
GAS (+/-)
|
PEWARNAAN
GRAM
|
·
GRAM POSITIF (+)
·
GRAM NEGTIF (-)
|
CATATAN :
Kesalahan-kesalahan yang terjadi akibat proses pembuatan
media:
·
Kualitas aquades yang jelek
·
Wadah yang tercemar
·
Terlalu panas pada proses pembuatannya
·
Terlalu lama disimpan pada suhu 50 0
·
pH tidak sesuai
·
Cara melarutkan tidak sempurna
·
Kesalahan penyimpanan media/ bahan baku
Akibat dari kesalahan pembuatan media
·
Terjadi kekeruhan/ pengendapan
·
Warna terlalu gelap/ terkadang menjadi gosong/karamelisasi
·
Agar-agar terlalu lunak
·
Pertumbuhan kuman yg tidak optimal